Natal tahun ini, seperti Natal-natal lainnya, keluarga kami mudik ke Gunungkidul, daerah asal suami saya. Meski sudah dijadwalkan jauh-jauh hari, tapi tetap saja rasanya terburu-buru ketika berangkat, karena suami saya masih masuk kerja kemarin pagi dan hutang-hutang pekerjaan saya cukup banyak.
Saya hendak cerita soal bekal yang tidak lagi terlalu repot jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya karena Damai sudah lebih besar, tapi juga karena kami agak terburu-buru.
Jika tahun-tahun sebelumnya saya selalu menyiapkan aneka bekal untuk di perjalanan maupun selama kami tinggal di tempat mbah buyutnya Damai, kali ini saya hanya membawa bekal: roti, air putih, keju dan havermut mentah (saya pikir saya bawa, ternyata ketinggalan).
Setelah beberapa kali kami mudik, kami menjadi terbiasa dan dengan mudah mengatur strategi untuk tetap makan yang lumayan sehat, setidaknya untuk mengimbangi makanan-makanan di sini yang luar biasa menggiurkan (dan yang menggiurkan biasanya tidak terlalu sehat). Favorit saya adalah jangan lombok (tempe yang dimasak pedas dengan banyak cabai dan santan kental). Damai tentu tak bisa makan ini, selain karena bersantan (yang biasanya membuatnya banyak bertanya dan ujung-ujungnya bisa menolak) tapi juga terlalu pedas.
Yang bisa kami lakukan sangat sederhana, yaitu: merebus sayuran,makan buah dan minum air putih lebih banyak. Karena Damai sudah makan hampir semua masakan yang disediakan (kecuali yang pedas)saya tak perlu memasak makanan khusus, dan hanya perlu merebus sayuran bila menu yang ada belum ada sayuran. Hal ini akan mempertahankan taste-nya lidah Damai dan saya tidak akan kesulitan mengembalikan ke kebiasaan di rumah yang masakannya cenderung tawar. Saya juga tidak terlalu merasa bersalah karena makan bersantan, gorengan dan banyak makanan manis. Sayur dan buah yang cukup banyak ada di sini, saya harap bisa menyeimbangkan (mungkin kenyataannya tetap tak dapat mengimbangi, karena jenis makanan yang luar biasa banyak dan sungguh menggiurkan).
Kami mungkin tetap kembali ke Tangerang dalam keadaan lebih berat, lebih gemuk, kolesterol dan tensi lebih tinggi namun setidaknya keadaan yang demikian akan memantapkan resolusi sehat kami di tahun 2010. Walau masih sama dengan resolusi tahun lalu, saya tetap optimis dan bersemangat, setidaknya tidak pernah berhenti berusaha. Anda bagaimana? Mau tetap berusaha bersama saya? Oya, selamat untuk anda yang berhasil di tahun 2010 dengan resolusi sehatnya ya…